Jumat, 11 Desember 2020

PUPUK CINTA KEBINEKAAN

PUPUK CINTA KEBINEKAAN
Indonesia merupakan negara yang kaya akan warna-warni suku bangsa, agama dan bahasa. Menurut sensus BPS tahun 2010 terdapat 1340 suku bangsa dan 1211 bahasa daerah. Berdasarkan Undang-undang Administrasi Kependudukan Nomor 23 Tahun 2006 diakui 6 agama di Indonesia. Keberagaman tersebut merupakan suatu keniscayaan yang diciptakan oleh Tuhan. Keberagaman seharusnya menjadi sumber identitas yang saling menyatukan ketika hal ini dipandang sebagai sebuah anugerah dan diiringi dengan rasa toleransi . Beberapa kondisi yang dapat terjadi karena adanya keberagaman, yaitu: (1) mengidap potensi konflik yang kronis di dalam hubungan-hubungan antar kelompok, (2) pelaku konflik melihat sebagai all out war (perang habis-habisan), dan (3) proses integrasi sosial lebih banyak terjadi melalui dominasi atas suatu kelompok oleh kelompok lain (Iqbal, 2014). Kondisi tersebut membuat bangsa Indonesia rentan mengalami konflik. Diantara beberapa penyebab konflik, issue keyakinan paling sering dan sangat sensitif terjadi di Indonesia (Hapsari, 2017: 56). Data Lingkaran Survei Indonesia dan Yayasan Denny J.A (Iqbal, 2014) mengungkapkan bahwa mayoritas masyarakat Indonesia merasa tidak nyaman jika hidup berdampingan dan bertetangga dengan yang berbeda. Sebanyak 15,1% responden mengaku tidak nyaman hidup berdampingan dengan tetangga berbeda agama, ditambah lagi situasi ini disertai dengan tindakan kekerasan lainnya (Iqbal, 2014). Kenyataan lain, sebagian besar masyarakat Indonesia tidak merasakan kedamaian (Barida, 2017). Hal ini dibuktikan dengan banyak kasus yang dapat dilihat secara langsung maupun melalui media massa seperti pembunuhan, pencurian, korupsi sistemik, dan berbagai macam konflik. Satu diantara contoh konflik yang terjadi di Indonesia ialah Konflik Maluku. Konflik ini merupakan konflik kekerasan dengan latar belakang perbedaan agama, yakni antara kelompok Islam dan Kristen. Konflik Maluku disebut menelan korban terbanyak, yaitu sekitar 8-9 ribu orang tewas. Selain itu, lebih dari 29 ribu rumah terbakar, serta 45 masjid, 47 gereja, 719 toko, 38 gedung pemerintahan, dan 4 bank hancur. Rentang konflik yang terjadi merupakan yang paling lama, yakni mencapai 4 tahun ( https://nasional.tempo.co ) . Menurut hasil penelitian Ali-Fauzi dkk. hampir di seluruh wilayah Indonesia pernah mengalami konflik keagamaan dengan menggunakan aksi damai ataupun kekerasan. Menurut Adhani (2014:113) nalar masyarakat tentang konsep keberagaman masih terpaku pada tafsir hegemonik yang sarat dengan prasangka, kecurigaan, kebencian, dan reduksi terhadap kelompok yang berada di luar dirinya (the other). Akibatnya ikatan-ikatan sosial melalui kolektivitas dan kerjasama hanya berlaku di dalam kelompoknya sendiri (in group) dan tidak berlaku bagi kelompok lain (other group) ( Adhani, 2014: 113 ). Cara memandang perbedaan dengan sudut pandang seperti itulah yang dapat menyebabkan terjadinya konflik yang jika berlangsung secara berkepanjangan dapat mengakibatkan disintegrasi bangsa. Untuk mengantisipasi potensi negatif konflik secara berkepanjangan di masa depan, perlu dikembangkan dalam dunia pendidikan formal dan nonformal tentang konsep pendidikan multikultural bagi setiap warga negara Indonesia (Adhani, 2014 : 113 ). James Banks ( 1997: 3 ) mendefinisikan pendidikan multikultural sebagai pendidikan untuk people of color. Artinya, pendidikan multikultural ingin mengeksplorasi perbedaan sebagai keniscayaan (anugerah Tuhan/Sunnatullah) serta bagaimana kita mampu menyikapi perbedaan tersebut dengan penuh toleran dan semangat egaliter. Terdapat tiga model pendidikan multikultural, diantaranya ialah Pertama, content-oriented programs (program-program yang memfokuskan pada konten) merupakan jenis yang paling umum dalam pendidikan hubungan antaretnik dan multikultural. Program ini lebih mendalam meliputi banyak materi multikultural yang masih melingkupi beberapa persoalan yang meliputi materi-materi dan gagasan-gagasan mendalan tentang beberapa problem sosiokultural yang beragam (Hernandez, 1989: 77). Kedua, student-oriented programs (program-program yang memfokuskan bagaimana siswa belajar), mencoba memunculkan karakteristik-karakteristik ataupun adat-istiadat yang dimiliki oleh masing-masing etnik minoritas tradisional, minoritas maju, maupun etnik-etnik besar (Hernandez, 1989: 77). Ketiga, Socially-Oriented Programs (Program-program yang memfokuskan pada proses sosial). Sedangkan Menurut Adhani (2014: 120) pendidikan multikultural di Indonesia harus mengembangkan model pembelajaran yang mengarah pada beberapa kompetensi dasar yang harus dimiliki warga Negara, yakni: Pertama, mengembangkan kompetensi akademik standar dan dasar (standar and basic academic skills) tentang nilai persatuan dan kesatuan, demokrasi, keadilan, kebebasan, persamaan derajat atau saling menghargai dalam beraneka jenis keberagaman. Kedua, mengembangkan kompetensi sosial agar dapat menumbuhkan pemahaman yang lebih baik (a better understanding) tentang latar belakang budaya dan agama sendiri dan juga budaya dan agama lain dalam masyarakat. Ketiga, mengembangkan kompetensi akademik untuk menganalisis dan membuat keputusan yang cerdas (intelegent dicisions) tentang isu-isu dan masalah keseharian (real life problems) melalui sebuah proses demokratis atau penyelidikan dialogis (dialogical inquiry). Keempat, membantu mengkonseptualisasi dan mengaspirasikan konstruksi masyarakat yang lebih baik, demokratis, egaliter, tanpa ada diskriminasi, penindasan, dan pelanggaran terhadap nilai asasi universal. Memupuk sikap cinta kebinekaan sejak usia dini sehingga sikap tersebut dapat tumbuh subur sejak dini merupakan salah satu hal yang penting. Hal ini agar mereka dapat menganggap keberagaman sebagai suatu keniscayaan yang harus dijaga dengan sikap toleransi dan diikat dengan rasa persatuan yang kokoh agar tidak mudah terpecah belah melalui konflik-konflik yang ditimbulkan dan menjadi hancur. Sumber: Adhani, Yuli. 2014. “Konsep Pendidikan Multikultural Sebagai Sarana Alternatif Pencegahan Konflik”. Jakarta: UNJ. Sosio Didaktika: Vol. 1, No. 1 Mei 2014. Barida, Muya. (2017). Inklusivitas Eksklusivitas: Pentingnya Pengembangan Wawasan Kebangsaan dalam Mewujudkan Kedamaian yang Hakiki bagi Masyarakat Indonesia. The 5th URECOL Proceeding. Yogyakarta: UAD. Hapsari, Sri. 2017.”Menyiapkan Generasi Emas Berwawasan Kebangsaan dalam Masyarakat Multikultural”. Medan: UNIMED. Prosiding Seminar Nasional Tahunan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan Tahun 2017 Vol. 1 No. 1, Hal. 56-59 . Iqbal, Mahatir Muhammad. 2014. Pendidikan Multikultural Interreligius: Upaya Menyemai Perdamaian dalam Heterogenitas Agama Perspektif Indonesia. Sosiodidaktika, vol. 1 (1), hal. 89-98. James Banks, Educating Citizens in a Multikultural Society, New York and London: Teachers College Columbia University, 1997, h. 3. Qodir, Zuly. 2008. “Kebhinekaan, Kewargaan dan Multikulturalisme”. Yogyakarta: UII. Jurnal Sosio Didaktika: Social Science Education Journal Vol. I No. 1. Tempo.co. 2015. “Konflik yang Dipicu Keberagaman Budaya Indonesia”. Diakses dari https://nasional.tempo.co pada 22 Agustus 2018 pukul 15: 46 WIB. #KKNMandiriUNY #KKNDaringUNY2020

Kamis, 10 September 2020

Resonansi Pendidikan di Era Disrupsi Teknologi

 


Resonansi Pendidikan di Era Disrupsi Teknologi

Oleh: Febriani

Pendidikan merupakan kata yang sering melintasi koklea manusia dan melekat dalam kehidupan, sebab sering dijuluki sebagai pendidikan sepanjang hayat. Pendidikan merupakan suatu proses yang dilakukan secara sadar dan sengaja untuk mengubah tingkah laku manusia baik secara individu maupun kelompok untuk mendewasakan manusia melalui upaya pelatihan dan pengajaran. Komponen utama yang tak lepas dari pendidikan yaitu tenaga pendidik dan peserta didik. Kedua komponen ini harus berada dalam frekuensi yang sama dalam prosesnya agar tercipta pendidikan harmonis.

Tenaga pendidik dan peserta didik saat ini sedang berada pada dimensi disrupsi teknologi. Hal ini menyebabkan terjadinya perubahan frekuensi dalam proses pendidikan yang berdampak pada keharmonisannya. Dampak yang ditimbulkan diantaranya  membuat proses pendidikan berjalan dengan lancar bahkan memudahkan prosesnya, seperti dengan adanya jaringan internet yang memudahkan peserta didik dalam mengakses ilmu pengetahuan dimanapun dan kapanpun tanpa batas, memudahkan peserta didik dan tenaga pendidik dalam berkomunikasi meskipun tidak berada pada ruang dan waktu yang sama serta memudahkan dalam memonitor sistem pendidikan khususnya pada negara Indonesia yang memiliki wilayah luas dan pulau-pulau yang terpisahkan oleh jarak yang jauh.

Gambar 1. Ilustrasi Penggunaan Teknologi dalam proses pembelajaran

Komponen-komponen pendidikan memiliki frekuensi alami yang sudah terbentuk sebelum adanya disrupsi teknologi. Ketika disrupsi teknologi tiba dengan frekuensinya sendiri maka akan menciptakan beberapa fenomena baru pada pendidikan. Saat frekuensi pada disrupsi teknologi sama dengan frekuensi alami yang dimiliki oleh komponen pendidikan maka akan terjadi peristiwa resonansi dimana komponen tersebut dapat mengikuti perubahan yang dihasilkan oleh disrupsi teknologi, misalnya disrupsi teknologi menciptakan perpustakaan yang dikemas dalam bentuk perpustakaan digital sehingga dapat mengakses lebih banyak buku, artikel, dan jurnal. Peserta didik dan tenaga pendidik dapat mengikuti penggunaan perpustakaan digital ini dan tidak semata-mata mengandalkan perpustakaan konvensional dengan mempelajari cara menggunakan komputer dan mengakses internet untuk bisa menggunakan perpustakaan digital, dalam hal ini tenaga pendidik dan peserta didik telah berusaha untuk mengubah frekuensi alami yang dimiliki agar dapat menyesuaikan dengan frekuensi disrupsi teknologi, sehingga terjadilah amplitudo maksimal atau perubahan terjauh yang dapat dihasilkan pada proses pendidikan. Ketika frekuensi pada disrupsi teknologi sangat tinggi dan frekuensi alami pada komponen-komponen pendidikan tetap maka proses pendidikan tidak merambat dan tidak menimbulkan perubahan pada proses pendidikan

Gelombang yang diciptakan oleh disrupsi teknologi akan memberikan kemudahan terlebih jika frekuensi pada komponen pendidikan dapat sama dengan yang dimiliki disrupsi teknologi. Namun dibalik semua kemudahan yang dihasilkan oleh adanya penjalaran energi ini, terdapat suatu fenomena baru yang terjadi karena adanya perilaku inersia atau keengganan untuk  berubah dari tenaga pendidik. Fenomena yang terjadi ialah dengan tergantikannya posisi tenaga pendidik oleh produk yang dihasilkan pada dimensi disrupsi teknologi ini, misalnya seorang tenaga pendidik memiliki keterbatasan mengenai suatu cabang ilmu yang mungkin ingin diketahui oleh peserta didiknya, tetapi dengan adanya produk yang dihasilkan pada dimensi disrupsi teknologi ini, semua yang ingin diketahui oleh peserta didik dapat terjawab dengan mudah dan cepat. Hal ini menjadi tantangan tersendiri khususnya bagi calon tenaga pendidik yaitu pemuda-pemuda di era milenial saat ini.Tentunya tantangan bagi tenaga pendidik saat ini bukan hanya semata mengenai penguasaan materi, namun juga tentang kemampuan lain yang dapat menunjang proses pendidikan.

Tenaga pendidik tidak akan semudah itu tergantikan oleh produk hasil disrupsi teknologi jika seorang tenaga pendidik khususnya calon tenaga pendidik yang merupakan generasi milenial dapat menciptakan sesuatu yang istimewa dan tidak dapat dilakukan oleh produk hasil teknologi disrupsi, diantaranya ialah dengan mengumpulkan banyak pengalaman selama proses belajar, meraih prestasi-prestasi dan kepribadian yang baik. Hal ini dapat digunakan sebagai modal bagi tenaga pendidik untuk dapat berperan sebagai motivator dan inspirator  demi menunjang pendidikan yang maju. Motivasi dan inspirasi sangat dibutuhkan oleh peserta didik dalam proses pendidikan. Hal ini  dapat diberikan oleh tenaga pendidik, jika sudah dipersiapkan sejak dini serta dapat menjadi jawaban dalam menghadapi tantangan pada dimensi disrupsi teknologi saat ini.



#KKNMandiriDaringUNY2020

#KKNOnlineUNY2020


Rabu, 22 Juli 2020

Media Sosial di tengah Pandemi Covid-19: Memicu atau Melawan Penyebaran?




Media Sosial di tengah Pandemi Covid-19: Memicu atau Melawan Penyebaran?
Oleh:
Febriani
Universitas Negeri Yogyakarta



Berkembangnya Pandemi Covid-19 di Indonesia saat ini diiringi dengan tersebarnya banyak berita kebohongan (hoaks) melalui media sosial. Tercatat hingga 08 April 2020 terdapat 474 isu hoaks mengenai Covid-19 yang tersebar pada lebih dari 1000 platform digital (kominfo.go.id, 2020). Berita tersebut tersebar dikarenakan adanya oknum tidak bertanggung jawab yang mencari keuntungan dengan memanfaatkan situasi saat ini. Kondisi ini juga didukung oleh para warganet atau yang biasa disebut sebagai netizen (kbbi.kemdikbud.go.id) dengan menyebarkan berita tersebut di media sosial tanpa mencermati terlebih dahulu.
Berita hoaks tidak sendiri menjadi keresahan di media sosial saat ini. Hal ini dikarenakan media sosial juga terisi dengan banyaknya ujaran kebencian dan hujatan terutama kepada orang-orang yang terlibat dengan Covid-19. Salah satu kejadian yang sangat menguras nurani adalah hujatan yang diberikan kepada pasien 01 dan 02 positif Covid-19 (www.tagar.id., 2020). Bukannya saling memberikan semangat dan dukungan untuk pasien, namun para pengguna media sosial justru membagikan identitas pasien dengan semaunya dan melontarkan hujatan. Selain itu terdapat pula kasus tenaga medis yang juga dihujat karena mengeluhkan kurangnya APD (alat pelindung diri) saat bertugas beberapa waktu lalu. Akan tetapi, entah bagaimana postingan tersebut justru menjadi viral bahkan hingga diberitakan oleh banyak portal berita ternama. Ketika berita atau postingan tersebut dibaca oleh warganet lainnya seolah membuat geram dan naik darah. Hal ini menjadi pemicu banyak warganet yang justru seolah tertekan ketika membaca atau terlibat di dalam media sosial saat merebaknya Pandemi Covid-19.
Keresahan atau perasaan tertekan yang dialami oleh warganet yang hanya berperan sebagai pembaca dan mengkonsumsi banyak berita/postingan yang negatif dapat memberikan dampak yang signifikan pada kesehatan psikologis. Hal ini didukung pula dengan banyaknya kegiatan yang hanya dilakukan di rumah saja sehingga bisa jadi menimbulkan kebosanan atau banyaknya beban kehidupan individu karena permasalahan ekonomi dan keluarga yang timbul di tengah Pandemi Covid-19. Kondisi kesehatan psikologis seorang individu yang menurun dapat berkorelasi dengan menurunnya imun (Wardhana, 2016) yang tentunya berbahaya di tengah Pandemi Covid-19 saat ini. Berdasarkan hal tersebut terlihat jika penggunaan media sosial tanpa disadari  juga dapat menjadi pemicu tersebarnya Covid-19 secara tidak langsung.
Media sosial yang tanpa disadari dapat menjadi pemicu penyebaran Covid-19 sebenarnya juga dapat dimanfaatkan sebaliknya yaitu sebagai perlawanan terhadap Covid-19 secara tidak langsung. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan media sosial secara bijak untuk bergotong-royong saling membantu sesama yang kesulitan selama masa Pandemi Covid-19 dan menebarkan hal-hal positif dengan saling menyemangati. Terdapat pepatah yang mengatakkan “mulutmu harimaumu” tapi sepertinya sekarang akan berubah menjadi “Jarimu harimau mu”. Jika semua warganet mengambil pilihan untuk melawan Covid-19 dengan memutuskan Hoaks dan menebarkan kebaikkan maka secara tidak langsung media sosial juga telah menjadi senjata yang kuat untuk memenangkan perang melawan Covid-19. Oleh sebab itu, jangan gunakan media sosial sebagai pemicu untuk meledakkan bom Pandemi Covid-19, namun mari gunakan sebagai senjata untuk memenangkan perang melawan Pandemi Covid-19.

Sumber:
KBBI Daring. 2016. Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Diakses dari https://kbbi.kemdikbud.go.id/ pada 19 Juli 2020 pukul 10. 22 WIB.
Kominfo.go.id. 2020. Mari Gunakan Ruang Digital dengan Cerdas di tengah Pandemi Covid-19. Artikel berita KOMINFO. Diakses dari https://kominfo.go.id/ pada 19 JUli 2020 pukul 09. 37 WIB.
Tagar.id.  2020. Dampak Buruk jika Identitas Pasien Covid-19 Dibuka. Artikel beritatagar.id. Diakses dari https://www.tagar.id/ pada 19 Juli 2020 pukul 10. 47 WIB.
Wardhana, M. 2016. Pengantar Psikoneuroimunologi. Bali: Vaikuntha International Publication (VIP).

#KKNUNY2020
#KKNONLINEUNY2020
#KKNMANDIRIUNY2020



Jumat, 12 Juni 2020

Selamat Datang Peserta Didik Baru

Selamat Datang Peserta Didik Baru
Oleh: Febriani
Proses Pembelajaran Peserta Didik di Kelas @SMAN 1 Prambanan Klaten
Penerimaan peserta didik baru (PPDB) merupakan proses pendaftaran para peserta didik untuk diseleksi dan diputuskan diterima atau tidak pada suatu sekolah. Proses ini mengalami banyak perubahan peraturan yang  kontroversial seperti adanya kebijakan zonasi. Diluar dari kebijakan tersebut peserta didik yang telah melewati proses PPDB dan dinyatakan diterima pada sekolah yang diinginkan tentu sangat bersyukur dan berada di dalam euforia kegembiraan. Peserta didik dan orang tua akan bersemangat menyambut hari pertama masuk ke sekolah. Namun sebelum itu terdapat suatu tradisi yang sudah banyak sekali dikenal dikalangan masyarakat dan menjadi hal yang harus dilewati oleh peserta didik sebelum dimulainya kegiatan pebelajaran. Tradisi tersebut dikenal dengan berbagai istilah seperti Ospek/Massa Orientasi Siswa (MOS)/Pengenalan Lingkungan Sekolah (PLS) dll.
Massa orientasi siswa diadakan oleh sekolah dengan tujuan untuk membantu para peserta didik mengenali lingkungan sekolahnya yang baru, saling mengenal dengan teman sekelas, seangkatannya, kakak kelas, para guru, dan staff. Akan tetapi banyak orang tua dan peserta didik yang masih berpikir jika hal tersebut hanya membuang waktu, menyebabkan anak-anak hanya lelah tak berguna dan takut akan dipelonco oleh kakak kelas. Hal ini wajar saja dirasakan oleh para orang tua dan peserta didik, karena pada kenyataannya memang terdapat banyak kasus perpeloncoan ataupun kasus kelelahan yang terjadi pada saat MOS dimasa yang lampau bahkan hingga saat ini pun masih ada meskipun telah berkurang. Satu diantaranya adalah pada tahun 2009 silam, seorang siswa baru di Sekolah Menengah Atas 16 Surabaya, Jawa Timur, Rabu (15/7/2009), ditemukan tewas di sekolahnya setelah mengikuti Masa Orientasi Siswa (MOS) selama tiga hari. Diduga korban bernama Roy Aditia Perkasa stres akibat banyaknya kegiatan yang dilakukan panitia (Hanifah,2019). Kejadian seperti ini tentunya harus dievaluasi dengan baik agar tidak terulang. Peran guru sebagai orang yang lebih dewasa dalam membimbing panitia MOS yang terdiri dari peserta didik juga sangatlah besar. Guru harus dapat memantau dengan baik dan menelaah dengan seksama berbagai kegiatan yang direncanakan dan dilaksanakan agar kegiatan MOS yang bertujuan baik sebagai media sosialisasi sekolah dapat berjalan dengan lancar.


Ilustrasi Kepribadian setiap Individu @ SMAN 11 Yogyakarta
Proses sosialisasi yang baik dari kegiatan MOS yang berjalan lancar akan membantu peserta didik selangkah lebih maju dalam proses adaptasi. Hal ini dikarenakan setiap peserta didik berasal dari sekolah yang berbeda, keluarga yang berbeda dan individu yang berbeda tentunya membawa kepribadian yang berbeda. Kepribadian yang menurut Sigmund Freud terdiri dari tiga elemen yaitu id,ego, dan superego saling bekerja sama untuk menciptakan perilaku manusia yang kompleks, sehingga dengan adanya proses saling mengenal melalui MOS dapat membantu peserta didik lebih mudah menjalani proses sosialisasi selanjutnya selama bersekolah.
Kegiatan MOS ini jika berjalan dengan baik maka dapat digunakan untuk memulai pendidikan multikultural. Hal ini disebabkan peserta didik baru yang heterogen dan berasal dari banyak suku, agama, dan ras perlu ditanamkan rasa pengertian, kebersamaan, dan kedamaian agar dapat terhindar dari konflik negatif karena perbedaan tersebut. Untuk dapat membangun hal itu diperlukan usaha menanamkan konsep, nilai-nilai dan keberadaan dari etnis atau golonga lain pada peserta didik baru. Pendidikan multikultural dapat melatih dan membangun karakter siswa agar mampu bersikap demokratis, humanis dan pluralis dalam lingkungan mereka yang baru.
Ilustrasi Interaksi antara peserta didik di lingkungans ekolah yang kondusif @SMAN 11 Yogyakarta

   Terciptanya proses sosialisasi yang sempurna serta adanya karakter peserta didik yang baik dari kegiatan MOS tentunya dapat menjadi awal yang baik untuk membantu terciptanya kultur sekolah yang kondusif. Jika sekolah kondusif maka proses pembelajaran peserta didik pun dapat berjalan dengan baik sehingga dapat memperoleh hasil yang maksimal. Hal ini tentunya juga akan berdampak terhadap mutu sekolah yang baik. 
     Proses yang diawali dengan sesuatu yang baik tentunya akan memberikan hasil yang baik pula. Ketika kita membangun dengan fondasi yang kokoh maka bangunan akan berdiri dengan kuat dan tak mudah roboh. Besar harapan semoga pandemi Covid-19 dapat cepat berlalu dan teman-teman peserta didik baru dapat merasakan proses MOS yang menyenangkan dan bermanfaat secara langsung di sekolah masing-masing. Akhir kata, Selamat Datang Peserta Didik Baru...:)

Stay safe and be happy :)

Sumber:
Hanifah, S. 2019. Deretan Kasus MOS Berujung Maut. Artikel berita Merdeka.com. Diakses dari https://www.merdeka.com/peristiwa/deretan-kasus-mos-berujung-maut.html, pada 12 Juni 2020 pukul 10.59 WIB.
Pembelajaran Sosio Antropologi Pendidikan :)



Kamis, 21 Maret 2019

Secercah Kiat Beasiswa Unggulan


Alhamdulillah...
kata luar biasa yang menggambarkan rasa syukur, bersyukur karena masih diberi kesempatan oleh Allah swt untuk bertranslasi dan berotasi di muka bumi ini.

Saya prediksi, teman-teman yang sedang membaca postingan ini sebagian besar merupakan pejuang BU (Beasiswa Unggulan) :).  Saya membuat postingan ini karena saya juga merupakan pejuang BU pada masanya dan masih menjadi pejuang yangberusaha mempertahankan saat ini. Selain itu dahulu saya juga mencari banyak informasi seputar BU dari banyak blog-blog yang sangat membantu, sehingga saya terinspirasi untuk membuat tulisan ini.

Beasiswa Unggulan merupakan satu diantara beasiswa yang membantu mahasiswa dalam membiayai kuliahnya. Beasiswa ini sangat banyak diminati karena tidak dibatasi oleh kemampuan ekonomi dan memberikan uang saku yang cukup ( untuk yang selalu bersyukur) serta menutupi berapapun uang kuliah tunggal teman-teman. Beasiswa ini terbagi menjadi beberapa jenis yaitu untuk masyarakat berprestasi dan pegawai kemendikbud kemudian terbagi lagi  untuk jenjang sarjana, magister dan doktor baik dalam maupun luar negeri. Akan tetapi pada tulisan kali ini saya akan membahas khusus untuk jenjang sarjana. Sebenarnya persyaratan untuk semua jenjang hampir sama, hanya saja pada jenjang sarjana tidak diwajibkan menggunakan sertifikat TOEFL atau sejenisnya. Beasiswa unggulan juga membuka jalur khusus bagi mahasiswa yang berasal dari daerah 3T. Nah untuk teman-teman mahasiswa bisa memilih yang masyarakat berprestasi. Beasiswa Unggulan ini bisa di apply oleh teman-teman mahasiswa baru maupun on going ( yang sudah kuliah). Adapun tahapan untuk bisa menjadi awarde BU/mendapatkan BU ialah tahapan seleksi berkas dan wawancara. Postingan kali ini akan membahas mengenai seleksi administrasi, karena ini merupakan gerbang untuk masuk ketahap selanjutnya.  Nah kita akan bahas nih satu persatu mengenai semua pesyaratan yang dibutuhkan.

A. Mahasiswa Baru
    1. Memiliki surat keterangan lulus di perguruan tinggi yang terakreditasi minimal B.
         ~ Teman-teman bisa melampirkan surat pemberitahuan diterima di PTN/ Surat hasil di terima  SNMPTN/SBMPTN/Mandiri atau langsung dateng ke kampus teman-teman dan meminta surat tanda diterima.
 B. Mahasiswa On-Going
     1. Terdaftar  diperguruan tinggi  yang terakreditasi minimal B, maksimal semester 2 pada saat mendaftar yang dibuktikan dengan surat tanda aktif kuliah.
~ Teman-teman bisa meminta surat ini kebagian kemahasiswaan di fakultas/ kampus.
2. IPK minimal 3.25 pada skala 4.0
  ~ Kalau yang ini harus diperjuangkan dengan kejujuran dan keikhlasan:)

Nah sekarang kita akan bahas nih persyaratan umumnya
C. Persyaratan Umum
1. Maksimal berusia 22 tahun.

2. Memiliki prestasi minimal tingkat kabupaten yang diselenggarakan oleh pemerintah dan/atau masyarakat, sertifikat berlaku maksimal 3 (tiga) tahun terakhir beserta lampiran sertifikatnya yang di scan.

~ Pasti banyak teman-teman yang udah akan ciut duluan nih ketika melihat persyaratan satu ini, setelah baca ini terus mengurungkan niat deh untuk daftar :( eits jangan dulu... Selama masih ada harapan disitu ada jalan:). Kalau temen-temen ngak punya prestasi apapun, lanjutkan saja mendaftar, atau teman-teman punya sertifikat yang lebih dari 3 tahun coba aja tetap lampirkan atau teman-teman punya sertifikat kepanitiaan suatu acara atau sertifikat lomba yang hanya peserta atau sertifikat peserta seminar nasional/internasional atau sertifikat penghargaan dari kampus/sekolah tetap saja lampirkan. Selama di website BU tidak menuliskan dilarang menuggah file yang tidak sesuai dengan persyaratan maka tidak ada salahnya untuk mencoba. Selama itu bukan sertifikat tanah/.rumah.. heheheheh
Hal ini dikarenakan terdapat teman dan senior saya yang tidak mencantumkan prestasi ini namun Alhamdulillah saat ini dapat menjadi awardee BU.

3. Peraih juara peringkat 5 besar
~ Nah untuk persyaratan yang satu ini juga jangan buat teman-teman ciut, apalagi yang raportnya kurikulum 2013, kan ngak ada tulisan rankingnya :).

4. Kartu Tanda Penduduk
~ Untuke teman-teman yang KTP nya belum jadi, bisa menggunakan KTP sementara :)

5. Kartu Tanda Mahasiswa (khusus On-Going)

6. Ijazah dan transkrip nilai terakhir
~ transkrip nilai itu yang ada di belakang ijazah

7. Surat rekomendasi dari civitas akademika atau institusi terkait
~ Jika kamu maba dan belum memulai perkuliahan surat rekomendasi bisa berasal dari kepala sekolah mu dan jika kamu sudah berkuliah bisa dari dosen PA atau dekan atau bahkan rektor tapi pastikan yang memberikan rekomedasi memiliki alasan untuk memberi rekomendasi, misalnya dosen PA, dengan alasan anak PA sehingga lebih mengenal atau kepala sekolah dengan alasan si A sering berprestasi di sekolah dengan mengikuti banyak perlombaan sehingga saya mengenalnya dengan baik. Itu hanya misal ya teman-teman.

8. Sertifikat TOEFL/IELTS (Tapi untuk sarjana tidak diwajibkan)

9. Surat pernyataan tidak sedang menerima beasiswa sejenis dari sumber lain
`
~ Nah kalau ada surat ini tentunya teman-teman harus memastikan diri jika blm menerima beasiswa lainnya, terutama yang sumber pendanaanya sama dengan BU. jadi buat temen-temen yang udh terdaftar sebagai penerima beasiswa bidik misi jelas tidak bisa.. Kemudian surat ini juga sudah ada templatenya di website BU.

Selain persyaratan-persyaratan di atas ada dua persyaratan penting juga nih dari BU yang biasanya juga membuat teman-teman kebingungan atau jadi males buat apply BU yaitu proposal studi dan Essay. Nah spesial buat kalian nih para pejuang BU akan saya bahas dengan detail mengenai dua hal ini.
A. Proposal rencana Studi
Proposal terdiri atas beberapa bagian diantaranya:
(i) Pendahuluan
~ Berisi tentang latar belakang, bisa menceritakan urgensi jurusan Anda atau menceritakan kondisi saat ini sehingga teman-teman membutuhkan pendidikan, kemudian membutuhkan beasiswa agar bisa turut memajukan pendidikan atau ranah lainnya sesuai dengan jurusan teman-teman.

(ii) Alasan memilih program studi dan universitas
~Menjelaskan kenapa teman-teman pilih jurusan itu nah alasannya yang jujur dari hati terdalam tapi jangan tuliskan 'karena saya keterimanya itu' heheh tunjukkan jika teman-teman ingin berkontribusi untuk sesama dan memang harus ingin berkontribusi yaa :). Kemudian alasan memilih univ, misalnya karena ini adalah univ pendidikan terbaik di Indonesia sehingga saya setelah lulus berharap bisa menjadi guru yang profesional dsb..

(iii) Rencana perkuliahan dan SKS persemester
~ Nah ini bisa di copy dari buku akademik yang dikasi sama prodi/fakultas. Kemudian disertakan rencana lulus ingin berapa tahun ingin mengambil matkul pilihan apa dan mungkin ada keingunan mendaftarmenjadi asdos atau asisten praktikum.

(iv)Topik yang akan ditulis untuk skripsi
~Topik ini bisa diangkat dari yang sedang menjadi masalah saat ini, serta bermanfaat. Teman -teman bisa cantumkan :topik, tujuan, manfaat dan harapan. Buat teman-teman yang bimbang ya maslah topik skripsi ini, tenang aja nanti kalau skripsi beneran dan mau ganti topik ngak masalah kok. tapi kalau merealisasikan yang ini keren loh masih semester awal udh mikirin toipik skripsi:)

(v) Aktivitas diluar Perkuliahan selama Studi
~ nah ceritain nih organisasi apa aja yang udh kalian ikuti serta tujuan dan alasan Kalian ikut itu serta manfaat apa aja yang udh kalian rasakan atau pengalaman keren yang tak terlupakan.

(vi) implementasi studi di masyarakat
Nah apa aja nih yang akan kalian berikan ke masyarakat dari hasil kuliah kalian harus dijelaskan secara rinci nih supaya pihak BU yakin memberikan beasiswa ke kalian karena kalian akan mengimplementasikan hasil studi ke masyarakat :)

(vii) Rencana Anggaran Biaya Studi
Nah untuk ini sebenernya tidak wajib tapi alangkah lebih baiknya kalau teman-teman cantumkan saja untuk jaga-jaga. Komponennya bisa UKT, biaya hidup dan buku.

(viii) Penutup
~ wah udh penutup aja nih, disini kalian harus kasi kata-kata penutup yang keren dan menyentuh biar bisa lolos kebabak selanjutnya. heheheheheh

B. Essay
Essay yang diminta memeiliki beberapa persyaratan yaitu :

(i) Berjumlah 3-5 halaman
~ Menurut saya akan lebih baik jika teman-teman menulis dengan optimal hingga 5 halaman.

(ii) Kertas A4

(iii) Timen new roman 12 space 1,5 lines

(iv) judul/tema "Aku generasi Unggul Kebanggaan Bangsa Indonesia"
~ Berdasarkan judul atau tema ini kita dapat membuat essay dengan menceritakan kehidupan kita sendiri dengan mecapaian-pencapaian besar yang kita caai prosesnya dan hal=hal yang dapat kita petik dari setiap kisah hidup. Alur yang digunakan dapat lampau-sekarang-masa depan. Jika teman-teman tidak berminat untuk membuat essay mengenai kehidupan teman-teman, bisa juga membuat essay seputar keadaan/ issue yang sedang hangat diIndonesia dan bagaimana teman-teman sebagai generasi unggul kebanggaan bangsa Indonesia dalam memberikan pandangan atau bahkan solusi terhadap suatu permasalahan tersebut. Essay ini merupakan komponen yang penting sehingga jangan dibuat asal-asalan ya teman-teman.
Nah itu adalah beberapa ulasan mengenai seleksi administratif nih teman-teman.. Pesan buat teman-teman semua semangat dan jangan menyerah sebelum berperang, belum juga,buat liat ada syarat yang susah dikit langsung nyerah.. Jangan yaa :) semua yang kita inginkan itu ada ongkosnya, kalau kita mau kuliah gratis, mengurangi beban ortu dan merealisasikan cita-cita maka kita harus membayar ongkosnya dengan bekerja keras dan bekerja pintar serta selalu mengiringi dengan doa kepada Allah swt...

Semoga sukses semuanya.. aamin





"Give Your Best"
"inna ma'al usri yusra"


Minggu, 27 Januari 2019

Jelajah Keraton Yogyakarta

Assalamu'alaikum, Hallo Teman-teman. Kali ini saya ingin membagikan cerita mengenai pengalaman berkunjung ke Keraton Yogyakarta. Tempat ini pasti sudah tidak asing lagi ya ditelinga teman-teman, terutama bagi teman yang berdomisili di Daerah Istimewa Yogyakarta. Untuk akses menuju keraton Yogyakarta juga mudah dan dapat ditempuh menggunakan kendaraan roda dua, empat, enam dan semua jenis rodaa.. hehehehe.. Letak keraton ini memang memiliki ceritanya sendiri, adanya alun-alun kidul dan utara, Malioboro, pasar Bringharjo, Bank Indonesia, dan Bank BNI 46 serta Benteng Vreedeburg disekitarnya memiliki nilai filosofi tersendiri yang jika teman-teman mencari ceritanya maka akan merasakan kekaguman dengan alasan dan cerita dibaliknya. Namun pada postingan saya kali ini akan membahas mengenai kunjungan ke Keraton Yogyakarta. Check this out :

Tempat Parkir
Jika teman-teman mengambil dari arah Malioboro, sebaiknya memilih untuk belok ke sisi kanan, sebab jika kita parkir disebelah sini akan lebih dekat menuju loket pembelian tiket. Harga tiket parkir motor pada hari Minggu, karena saya berkunjung hari Minggu dan naik motor hehehe, adalah Rp.3000,-.
Harga Tiket
Harga tiket masuk ke keraton Yogyakarta ini adalah Rp.5.000,- untuk wisatawan domestik dan Rp.7.000,- untuk wisatawan mancanegara. Selain itu dikenakan biaya tambahan untuk berfoto, nah tipsnya nih kalau teman-teman datang bareng rombongan beli tiketnya langsung jadi satu aja, jadi bayar fotonya Rp.2000,- udh untuk satu rombongan, kalau pisah-pisah nanti bayar lagii dehh :).

Kawasan-kawasan
Saat berada di bagian depan keraton kita akan melihat macam-macam pakain yang digunakan di keraton seperti pakaian adat, kebaya-kebaya, kemudian ada mobil yang dahulu digunakan oleh sultan serta beberapa perlengkapan pernikahan di keraton seperti tempat tidur.
Selain itu juga terdapat Relief yang mengambarkan perjuangan dimasa lampau. Berjalan agak ke dalam terdapat Bangsal Mangunturtangkil, yang dipergunakan untuk singgasana Sultan saat menghadiri upacara Garebeg dan untuk melantik seorang Sultan. Terakhir kali digunakan pada 7 Maret 1989.
Daerah lainnya yang terdapat di keraton ialah ruangan yang berisi jenis-jenis kereta yang digunakan pada zaman dahulu kemudian sultan dari masa kemasa, alat musik serta ruangan yang saya rasa paling tepat untuk ngadem disiang hari setelah lelah keliling-keliling yaitu ruang menonton kegiatan upacara-upacara adat yang dilangsungkan di Keraton. Ruangan ini berisi kursi-kursi yang cukup banyak serta layar yang menampilkan kegiatan-kegiatan tersebut dan berpendingin.
So, teman-teman yuk isi waktu liburan atau waktu senggang kalian dengan berkunjung ke tempat-tempat kece kayak gini, selain wisata kita juga dapet ilmu-ilmu bermanfaat dong. Selain itu juga akan dapet spot-spot foto kece kok, heheheh lumayan buat di upload.. wkkwkw .. Seperti foto di bawah ini yang diambil pada bagian belakang keraton...


" Let's Share Happiness"

Jumat, 25 Januari 2019

Aksi-Reaksi

Pelopor Keselamatan Berlalu Lintas dan angkutan Jalan

Hay teman-teman, apa kabar nih? Semoga semuanya dalam keadaan baik ya.Amin. Teman, blog saya kali ini saya beri judul "Aksi-Reaksi" ini bukan hukum newtoon III loh, tapi ini aksi yang dilakukan oleh para pengendara dan reaksi yang akan diterima si pengendara dalam berkendara. Pasti banyak diantara teman-teman semua yang sudah berkendara nih, nah disini saya tidak ada maksud untuk mengurui atau sok tau ya, tapi disini sebagai sesama pengendara yang baik kita harus saling mengingatkan. Mengingat banyaknya kecelakaan lalu lintas yang terjadi saat ini.
Menurut Data Kepolisian RI Tahun 2014: 
“72-73 orang di Indonesia setiap hari, atau 3-4 orang setiap jam, tidak kembali ke rumah mereka karena meninggal di jalan akibat kecelakaan lalu lintas”
Data Kecelakaan Tahun 2014 :

Jumlah Kejadian   :  95,906

Meninggal Dunia  :  28,897
Luka  :  136,581

Untuk pengendara sepeda motor, korban sebagian besar merupakan usia Remaja dan Produktif (15 s/d 24 tahun) ;

Untuk pejalan kaki,  korban sebagian besar adalah anak-anak (5 s/d 9 tahun) dan usia lanjut (70 s/d 74 Tahun);
Untuk pengendara sepeda, korban terbanyak merupakan usia remaja (10 s/d 14 tahun).


Penyebab Terjadinya Kecelakaan
:
 

1. Perilaku pengendara yang tidak mematuhi tatatertib berlalu lintas
2. Kondisi kendaraan yang kurang baik
3. Keadan angkutan umum yang kurang memadai atau tidak tersedia


Pada tulisan kali ini kita akan membahas mengenai perilaku pengedara yang tidak mematuhi tata -tertib dalam berlalu lintas. Well, seperti yang kita ketahui bersama aturan itu dibuat tentunya untuk kebaikkan, seperti pada UU No. 22 tahun 2009 tetang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yang di dalam nya membahas mengenai konsekuensi yang akan didapatkan jika kita melanggar tata-tertib berlalu lintas. Mungkin sebagian dari kita sering kesel, marah-marah atau gosippin di belakang ya tentang sanksi-sanksi yang ada terutama pada bagian dendanya, tapi coba deh sekarang kita pikirkan bersamaa.
 Ketika APIL muncul lampu merah ada seorang yang melanggar dengan terus memacu kendaraannya, dari arah berlawanan ada kendaraan lain, kemudian pengendara tidak menggunakan helm, pengendara lainnya sedang mengantuk sehinga tidak konsentrasi dalam berkendara, pengendara dibelakangnya merupakan seorang anak dibawah 17 tahun yang mengendarai kendaraan dengan ugal-ugalan, maka dari aksi seorang pelanggar yang memacu kendaraannya saat lampu merah menyala terjadilah reaksi kecelakaan beruntun yang dapat berujung maut.
Setiap aksi yang kita lakukan dijalanan saat berkendara akan memberikan reaksi yang tidak hanya berdampak pada diri kita sendiri namun juga orang lain...
So, teman-teman saat berkendara jangan pernah mencoba untuk beraksi melanggar peraturan yaa, karena akan menimbulkan reaksi yang bukan hanya untuk kamu tapi juga orang-orang lain yang mungkin bahkan tidak melakukan kesalahan apapunn. Selalu bijak dan berhati-hati saat berkendara, karena banyak yang menantikan kedatanganmu dan orang-orang lainnya yang juga sama-sama menggunakan jalann

Mengutip dari suatu quotes keren " Lebih Baik Kehilangan 1 Menit dalam Hidup dari pada Kehilangan Hidup dalam 1 Menit"

*Stay Positive*














PUPUK CINTA KEBINEKAAN

PUPUK CINTA KEBINEKAAN Indonesia merupakan negara yang kaya akan warna-warni suku bangsa, agama dan bahasa. Menurut sensus BPS ta...