Media Sosial di tengah Pandemi Covid-19:
Memicu atau Melawan Penyebaran?
Oleh:
Febriani
Universitas
Negeri Yogyakarta
Berkembangnya Pandemi
Covid-19 di Indonesia saat ini diiringi dengan tersebarnya banyak berita
kebohongan (hoaks) melalui media sosial. Tercatat hingga 08 April 2020 terdapat
474 isu hoaks mengenai Covid-19 yang tersebar pada lebih dari 1000 platform
digital (kominfo.go.id, 2020). Berita tersebut tersebar dikarenakan adanya
oknum tidak bertanggung jawab yang mencari keuntungan dengan memanfaatkan
situasi saat ini. Kondisi ini juga didukung oleh para warganet atau yang biasa
disebut sebagai netizen (kbbi.kemdikbud.go.id) dengan menyebarkan berita
tersebut di media sosial tanpa mencermati terlebih dahulu.
Berita hoaks tidak sendiri
menjadi keresahan di media sosial saat ini. Hal ini dikarenakan media sosial
juga terisi dengan banyaknya ujaran kebencian dan hujatan terutama kepada
orang-orang yang terlibat dengan Covid-19. Salah satu kejadian yang sangat
menguras nurani adalah hujatan yang diberikan kepada pasien 01 dan 02 positif
Covid-19 (www.tagar.id., 2020). Bukannya saling memberikan semangat dan dukungan untuk pasien, namun
para pengguna media sosial justru membagikan identitas pasien dengan semaunya dan
melontarkan hujatan. Selain itu terdapat pula kasus tenaga medis yang juga
dihujat karena mengeluhkan kurangnya APD (alat pelindung diri) saat bertugas
beberapa waktu lalu. Akan tetapi, entah bagaimana postingan tersebut justru
menjadi viral bahkan hingga
diberitakan oleh banyak portal berita ternama. Ketika berita atau postingan
tersebut dibaca oleh warganet lainnya seolah membuat geram dan naik darah. Hal
ini menjadi pemicu banyak warganet yang justru seolah tertekan ketika membaca
atau terlibat di dalam media sosial saat merebaknya Pandemi Covid-19.
Keresahan atau perasaan
tertekan yang dialami oleh warganet yang hanya berperan sebagai pembaca dan
mengkonsumsi banyak berita/postingan yang negatif dapat memberikan dampak yang
signifikan pada kesehatan psikologis. Hal ini didukung pula dengan banyaknya
kegiatan yang hanya dilakukan di rumah saja sehingga bisa jadi menimbulkan
kebosanan atau banyaknya beban kehidupan individu karena permasalahan ekonomi
dan keluarga yang timbul di tengah Pandemi Covid-19. Kondisi kesehatan
psikologis seorang individu yang menurun dapat berkorelasi dengan menurunnya
imun (Wardhana, 2016) yang tentunya berbahaya di tengah Pandemi Covid-19 saat
ini. Berdasarkan hal tersebut terlihat jika penggunaan media sosial tanpa
disadari juga dapat menjadi pemicu tersebarnya
Covid-19 secara tidak langsung.
Media sosial yang tanpa
disadari dapat menjadi pemicu penyebaran Covid-19 sebenarnya juga dapat dimanfaatkan
sebaliknya yaitu sebagai perlawanan terhadap Covid-19 secara tidak langsung.
Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan media sosial secara bijak untuk
bergotong-royong saling membantu sesama yang kesulitan selama masa Pandemi
Covid-19 dan menebarkan hal-hal positif dengan saling menyemangati. Terdapat
pepatah yang mengatakkan “mulutmu harimaumu” tapi sepertinya sekarang akan
berubah menjadi “Jarimu harimau mu”. Jika semua warganet mengambil pilihan
untuk melawan Covid-19 dengan memutuskan Hoaks dan menebarkan kebaikkan maka
secara tidak langsung media sosial juga telah menjadi senjata yang kuat untuk
memenangkan perang melawan Covid-19. Oleh sebab itu, jangan gunakan media
sosial sebagai pemicu untuk meledakkan bom Pandemi Covid-19, namun mari gunakan
sebagai senjata untuk memenangkan perang melawan Pandemi Covid-19.
Sumber:
KBBI
Daring. 2016. Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementrian Pendidikan
dan Kebudayaan Republik Indonesia. Diakses dari https://kbbi.kemdikbud.go.id/
pada 19 Juli 2020 pukul 10. 22 WIB.
Kominfo.go.id.
2020. Mari Gunakan Ruang Digital dengan Cerdas di tengah Pandemi Covid-19. Artikel berita KOMINFO. Diakses dari https://kominfo.go.id/
pada 19 JUli 2020 pukul 09. 37 WIB.
Tagar.id. 2020. Dampak Buruk jika Identitas Pasien
Covid-19 Dibuka. Artikel beritatagar.id.
Diakses dari https://www.tagar.id/
pada 19 Juli 2020 pukul 10. 47 WIB.
Wardhana,
M. 2016. Pengantar Psikoneuroimunologi. Bali: Vaikuntha International
Publication (VIP).
#KKNUNY2020
#KKNONLINEUNY2020
#KKNMANDIRIUNY2020
Terima kasih min.. Jadi obat kegundahan kala pandemi nih
BalasHapusbener sekali kak. kita harus bijak bersodial media
BalasHapus