Jumat, 12 Juni 2020

Selamat Datang Peserta Didik Baru

Selamat Datang Peserta Didik Baru
Oleh: Febriani
Proses Pembelajaran Peserta Didik di Kelas @SMAN 1 Prambanan Klaten
Penerimaan peserta didik baru (PPDB) merupakan proses pendaftaran para peserta didik untuk diseleksi dan diputuskan diterima atau tidak pada suatu sekolah. Proses ini mengalami banyak perubahan peraturan yang  kontroversial seperti adanya kebijakan zonasi. Diluar dari kebijakan tersebut peserta didik yang telah melewati proses PPDB dan dinyatakan diterima pada sekolah yang diinginkan tentu sangat bersyukur dan berada di dalam euforia kegembiraan. Peserta didik dan orang tua akan bersemangat menyambut hari pertama masuk ke sekolah. Namun sebelum itu terdapat suatu tradisi yang sudah banyak sekali dikenal dikalangan masyarakat dan menjadi hal yang harus dilewati oleh peserta didik sebelum dimulainya kegiatan pebelajaran. Tradisi tersebut dikenal dengan berbagai istilah seperti Ospek/Massa Orientasi Siswa (MOS)/Pengenalan Lingkungan Sekolah (PLS) dll.
Massa orientasi siswa diadakan oleh sekolah dengan tujuan untuk membantu para peserta didik mengenali lingkungan sekolahnya yang baru, saling mengenal dengan teman sekelas, seangkatannya, kakak kelas, para guru, dan staff. Akan tetapi banyak orang tua dan peserta didik yang masih berpikir jika hal tersebut hanya membuang waktu, menyebabkan anak-anak hanya lelah tak berguna dan takut akan dipelonco oleh kakak kelas. Hal ini wajar saja dirasakan oleh para orang tua dan peserta didik, karena pada kenyataannya memang terdapat banyak kasus perpeloncoan ataupun kasus kelelahan yang terjadi pada saat MOS dimasa yang lampau bahkan hingga saat ini pun masih ada meskipun telah berkurang. Satu diantaranya adalah pada tahun 2009 silam, seorang siswa baru di Sekolah Menengah Atas 16 Surabaya, Jawa Timur, Rabu (15/7/2009), ditemukan tewas di sekolahnya setelah mengikuti Masa Orientasi Siswa (MOS) selama tiga hari. Diduga korban bernama Roy Aditia Perkasa stres akibat banyaknya kegiatan yang dilakukan panitia (Hanifah,2019). Kejadian seperti ini tentunya harus dievaluasi dengan baik agar tidak terulang. Peran guru sebagai orang yang lebih dewasa dalam membimbing panitia MOS yang terdiri dari peserta didik juga sangatlah besar. Guru harus dapat memantau dengan baik dan menelaah dengan seksama berbagai kegiatan yang direncanakan dan dilaksanakan agar kegiatan MOS yang bertujuan baik sebagai media sosialisasi sekolah dapat berjalan dengan lancar.


Ilustrasi Kepribadian setiap Individu @ SMAN 11 Yogyakarta
Proses sosialisasi yang baik dari kegiatan MOS yang berjalan lancar akan membantu peserta didik selangkah lebih maju dalam proses adaptasi. Hal ini dikarenakan setiap peserta didik berasal dari sekolah yang berbeda, keluarga yang berbeda dan individu yang berbeda tentunya membawa kepribadian yang berbeda. Kepribadian yang menurut Sigmund Freud terdiri dari tiga elemen yaitu id,ego, dan superego saling bekerja sama untuk menciptakan perilaku manusia yang kompleks, sehingga dengan adanya proses saling mengenal melalui MOS dapat membantu peserta didik lebih mudah menjalani proses sosialisasi selanjutnya selama bersekolah.
Kegiatan MOS ini jika berjalan dengan baik maka dapat digunakan untuk memulai pendidikan multikultural. Hal ini disebabkan peserta didik baru yang heterogen dan berasal dari banyak suku, agama, dan ras perlu ditanamkan rasa pengertian, kebersamaan, dan kedamaian agar dapat terhindar dari konflik negatif karena perbedaan tersebut. Untuk dapat membangun hal itu diperlukan usaha menanamkan konsep, nilai-nilai dan keberadaan dari etnis atau golonga lain pada peserta didik baru. Pendidikan multikultural dapat melatih dan membangun karakter siswa agar mampu bersikap demokratis, humanis dan pluralis dalam lingkungan mereka yang baru.
Ilustrasi Interaksi antara peserta didik di lingkungans ekolah yang kondusif @SMAN 11 Yogyakarta

   Terciptanya proses sosialisasi yang sempurna serta adanya karakter peserta didik yang baik dari kegiatan MOS tentunya dapat menjadi awal yang baik untuk membantu terciptanya kultur sekolah yang kondusif. Jika sekolah kondusif maka proses pembelajaran peserta didik pun dapat berjalan dengan baik sehingga dapat memperoleh hasil yang maksimal. Hal ini tentunya juga akan berdampak terhadap mutu sekolah yang baik. 
     Proses yang diawali dengan sesuatu yang baik tentunya akan memberikan hasil yang baik pula. Ketika kita membangun dengan fondasi yang kokoh maka bangunan akan berdiri dengan kuat dan tak mudah roboh. Besar harapan semoga pandemi Covid-19 dapat cepat berlalu dan teman-teman peserta didik baru dapat merasakan proses MOS yang menyenangkan dan bermanfaat secara langsung di sekolah masing-masing. Akhir kata, Selamat Datang Peserta Didik Baru...:)

Stay safe and be happy :)

Sumber:
Hanifah, S. 2019. Deretan Kasus MOS Berujung Maut. Artikel berita Merdeka.com. Diakses dari https://www.merdeka.com/peristiwa/deretan-kasus-mos-berujung-maut.html, pada 12 Juni 2020 pukul 10.59 WIB.
Pembelajaran Sosio Antropologi Pendidikan :)



PUPUK CINTA KEBINEKAAN

PUPUK CINTA KEBINEKAAN Indonesia merupakan negara yang kaya akan warna-warni suku bangsa, agama dan bahasa. Menurut sensus BPS ta...