Jumat, 11 Desember 2020
PUPUK CINTA KEBINEKAAN
Kamis, 10 September 2020
Resonansi Pendidikan di Era Disrupsi Teknologi
Resonansi
Pendidikan di Era Disrupsi Teknologi
Oleh:
Febriani
Pendidikan
merupakan kata yang sering melintasi koklea
manusia dan melekat dalam kehidupan, sebab sering dijuluki sebagai pendidikan
sepanjang hayat. Pendidikan merupakan suatu proses yang dilakukan secara sadar
dan sengaja untuk mengubah tingkah laku manusia baik secara individu maupun
kelompok untuk mendewasakan manusia melalui upaya pelatihan dan pengajaran. Komponen utama yang tak lepas dari pendidikan yaitu
tenaga pendidik dan peserta didik. Kedua komponen ini harus berada dalam
frekuensi yang sama dalam prosesnya agar tercipta pendidikan harmonis.
Tenaga
pendidik dan peserta didik saat ini sedang berada pada dimensi disrupsi
teknologi. Hal ini menyebabkan terjadinya perubahan frekuensi dalam proses
pendidikan yang berdampak pada keharmonisannya. Dampak yang ditimbulkan
diantaranya membuat proses pendidikan
berjalan dengan lancar bahkan memudahkan prosesnya, seperti dengan adanya
jaringan internet yang memudahkan peserta didik dalam mengakses ilmu
pengetahuan dimanapun dan kapanpun tanpa batas, memudahkan peserta didik dan
tenaga pendidik dalam berkomunikasi meskipun tidak berada pada ruang dan waktu
yang sama serta memudahkan dalam memonitor sistem pendidikan khususnya pada negara
Indonesia yang memiliki wilayah luas dan pulau-pulau yang terpisahkan oleh jarak
yang jauh.
Gambar 1. Ilustrasi Penggunaan Teknologi dalam proses pembelajaran |
Komponen-komponen
pendidikan memiliki frekuensi alami yang sudah terbentuk sebelum adanya
disrupsi teknologi. Ketika disrupsi teknologi tiba dengan frekuensinya sendiri
maka akan menciptakan beberapa fenomena baru pada pendidikan. Saat frekuensi
pada disrupsi teknologi sama dengan frekuensi alami yang dimiliki oleh komponen
pendidikan maka akan terjadi peristiwa resonansi dimana komponen tersebut dapat
mengikuti perubahan yang dihasilkan oleh disrupsi teknologi, misalnya disrupsi
teknologi menciptakan perpustakaan yang dikemas dalam bentuk perpustakaan
digital sehingga dapat mengakses lebih banyak buku, artikel, dan jurnal.
Peserta didik dan tenaga pendidik dapat mengikuti penggunaan perpustakaan
digital ini dan tidak semata-mata mengandalkan perpustakaan konvensional dengan
mempelajari cara menggunakan komputer dan mengakses internet untuk bisa
menggunakan perpustakaan digital, dalam hal ini tenaga pendidik dan peserta
didik telah berusaha untuk mengubah frekuensi alami yang dimiliki agar dapat
menyesuaikan dengan frekuensi disrupsi teknologi, sehingga terjadilah amplitudo
maksimal atau perubahan terjauh yang dapat dihasilkan pada proses pendidikan.
Ketika frekuensi pada disrupsi teknologi sangat tinggi dan frekuensi alami pada
komponen-komponen pendidikan tetap maka proses pendidikan tidak merambat dan
tidak menimbulkan perubahan pada proses pendidikan
Gelombang
yang diciptakan oleh disrupsi teknologi akan memberikan kemudahan terlebih jika
frekuensi pada komponen pendidikan dapat sama dengan yang dimiliki disrupsi
teknologi. Namun dibalik semua kemudahan yang dihasilkan oleh adanya penjalaran
energi ini, terdapat suatu fenomena baru yang terjadi karena adanya perilaku
inersia atau keengganan untuk berubah
dari tenaga pendidik. Fenomena yang terjadi ialah dengan tergantikannya posisi
tenaga pendidik oleh produk yang dihasilkan pada dimensi disrupsi teknologi
ini, misalnya seorang tenaga pendidik memiliki keterbatasan mengenai suatu
cabang ilmu yang mungkin ingin diketahui oleh peserta didiknya, tetapi dengan
adanya produk yang dihasilkan pada dimensi disrupsi teknologi ini, semua yang
ingin diketahui oleh peserta didik dapat terjawab dengan mudah dan cepat. Hal
ini menjadi tantangan tersendiri khususnya bagi calon tenaga pendidik yaitu
pemuda-pemuda di era milenial saat ini.Tentunya tantangan bagi tenaga pendidik
saat ini bukan hanya semata mengenai penguasaan materi, namun juga tentang
kemampuan lain yang dapat menunjang proses pendidikan.
Tenaga pendidik tidak akan semudah itu tergantikan oleh produk hasil disrupsi teknologi jika seorang tenaga pendidik khususnya calon tenaga pendidik yang merupakan generasi milenial dapat menciptakan sesuatu yang istimewa dan tidak dapat dilakukan oleh produk hasil teknologi disrupsi, diantaranya ialah dengan mengumpulkan banyak pengalaman selama proses belajar, meraih prestasi-prestasi dan kepribadian yang baik. Hal ini dapat digunakan sebagai modal bagi tenaga pendidik untuk dapat berperan sebagai motivator dan inspirator demi menunjang pendidikan yang maju. Motivasi dan inspirasi sangat dibutuhkan oleh peserta didik dalam proses pendidikan. Hal ini dapat diberikan oleh tenaga pendidik, jika sudah dipersiapkan sejak dini serta dapat menjadi jawaban dalam menghadapi tantangan pada dimensi disrupsi teknologi saat ini.
#KKNMandiriDaringUNY2020
#KKNOnlineUNY2020
Rabu, 22 Juli 2020
Media Sosial di tengah Pandemi Covid-19: Memicu atau Melawan Penyebaran?
Jumat, 12 Juni 2020
Selamat Datang Peserta Didik Baru
Proses Pembelajaran Peserta Didik di Kelas @SMAN 1 Prambanan Klaten |
Ilustrasi Kepribadian setiap Individu @ SMAN 11 Yogyakarta |
Ilustrasi Interaksi antara peserta didik di lingkungans ekolah yang kondusif @SMAN 11 Yogyakarta |
PUPUK CINTA KEBINEKAAN
PUPUK CINTA KEBINEKAAN Indonesia merupakan negara yang kaya akan warna-warni suku bangsa, agama dan bahasa. Menurut sensus BPS ta...
-
Alhamdulillah... kata luar biasa yang menggambarkan rasa syukur, bersyukur karena masih diberi kesempatan oleh Allah swt untuk bertran...
-
hay teman, Apa kabar ? Ngak terasa ya sekarang udah memasuki masa liburan nih. Mungkin diantara teman-teman udah ada yang menyusun libu...
-
Hai, teman-teman kita pasti sering mendengar kata " Anekdot ". Apakah kalian tau apa yang dimaksud dengan anekdot? Jika b...